Pengertian Informasi

Informasi
Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi tersebut sangat penting  dalam suatu organisasi. Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, maka informasi sangat erat hubungannya dengan data itu sendiri. Penulis akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan informasi yaitu pengertian informasi, nilai informasi dan kualitas informasi.
 Informasi adalah hasil analisis dan sintesis terhadap data. Dengan kata lain informasi dapat dikatakan sebagai data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang didalam suatu organisasi, perusahaan atau instansi.
Informasi merupakan fakta-fakta atau data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga berubah bentuknya menjadi informasi. Informasi ini diproses dari data yang berguna. Jadi informasi dapat diartikan sebagai data yang telah diproses, telah disusun sedemikian rupa sehingga data yang telah diproses  bermakna dan bermanfaat kerena dapat dikomunikasikan kepada seorang yang akan menggunakan untuk mengambil keputusan.
Menurut Jogiyanto HM. (2000:8) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Menurut Andi Kristanto (2003:8) informasi adalah Merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Menurut Tata Sutabri  (2005:23) informasi adalah data yang telah diklarifikasi atau diolah atau diinterprestasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Dari pengertian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini maupun masa mendatang.
Nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.  Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu :
1.   Mudah Diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya informasi dapat diperoleh.
2.   Luas dan Lengkap
      Sifat ini menunjukan lengkapnya isi informasi.
3.   Ketelitian
      Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi.
4.   Kecocokan
Sifat  ini  menunjukan  betapa  baik   keluaran  informasi  dalam  hubungannya
dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi.
5.   Ketepatan Waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek dari pada siklus untuk mendapatkan informasi. Masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada para pemakai biasanya tepat waktu.
6.   Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas.
7.   Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak
hanya dengan lebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebih dari seorang
pengambil keputusan.
8.   Dapat Dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9.   Tidak Ada Prasangka
Sifat   ini   berhubungan   dengan   tidak  adanya  keinginan  untuk   mengubah
informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat Diukur
Sifat ini menunjukan hakekat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.
Pada kenyataannya nilai informasi tidak mudah untuk dinyatakan dengan ukuran yang bersifat kuantitatif. Namun nilai informasi dapat dijelaskan menurut skala relatif. Misalnya, jika suatu informasi dapat menghasilkan hal yang mengurangi ketidakpastian bagi mengambil keputusan, maka nilai informasinya tinggi jika hasil tindakannya adalah positif, tapi nilai informasinya rendah bila tindakannya negatif. Sebaliknya, sekiranya informasi kurang memberikan relevansi bagi mengambil keputusan, informasi tersebut dikatakan kurang bernilai atau nilai informasinya rendah.( H.M Jogianto, 1990)
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan relevan.
1.   Akurat
Berarti   informasi   harus  bebas  dari   kesalahan-kesalahan  dan  tidak
menyesatkan   dan  harus  jelas  mencerminkan  maksudnya.   Informasi  harus
akurat   karena   dari    sumber   informasi    sampai   ke penerima    informasi
kemungkinan   banyak  terjadi gangguan  yang  dapat  merubah  atau  merusak
informasi tersebut.
2.   Tepat Waktu
Berarti informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.
3.   Relevan
Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada  akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila
ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga  pokok  produksi  untuk  nilai  teknik  merupakan informasi yang kurang
levan, tetapi releven untuk akuntan.
Pilar Kualitas Informasi
  
Pilar Kualitas Informasi

Sistem Informasi merupakan susunan yang disusun secara sistematik dan teratur dari jaringan-jaringan aliran informasi yang menghubungkan setiap bagian dari suatu sistem, sehingga memungkinkan diadakannya komunikasi antar bagian atau suatu fungsional.
Menurut Jogiyanto (2000:697) sistem informasi adalah sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditunjukkan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal  dan eksternal yang penting  dan menyediakan
suatu dasar informasi untuk mengambil keputusan yang cerdik.
Jogiyanto (1990:11) menyatakan bahwa Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatau organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi yang menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Menurut Abdul Kadir (2003:10) Sistem informasi merupakan sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi dan prosedur kerja), ada suatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.
Menurut Andi Kristanto (2003:11) sistem informasi merupakan kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut.
Dari pengertian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sistem informasi adalah seperangkat fungsi operasional yang dapat menghasilkan suatu keputusan yang cepat, tepat, dan akurat. Sistem informasi biasanya selalu dijadikan tumpuan untuk menghasilkan sebuah informasi pendukung yang handal dan merupakan bagian penting dalam sebuah perusahaan, organisasi, instansi atau badan usaha lainnya.
Adapun tujuan Sistem informasi adalah mengintegrasikan semua sistem informasi dalam organisasi, dan untuk memonitor kergiatan-kegiatan dalam perusahaan atau instansi agar diketahui kegiatan-kegiatan tersebut tetap berjalan baik. Adanya kemampuan perangkat keras dan perangkat lunak (software) komputer meningkatkan pemakaiannya dalam rancangan sistem informasi.

Posting Komentar

0 Komentar