Pengertian Manajemen Dialog

Pengertian Manajemen Dialog
Manajemen Dialog (dialog management/ DM) merupakan unsur yang mengontrol arah pembicaraan.
DM berfungsi untuk mengomunikasikan hasil dari masukan pengguna ke dalam sistem dan kemudian membuat konsep keluaran untuk diberikan ke pengguna.
Berdasarkan inisiatif sistem, maka DM dapat dibagi menjadi tiga tipe:
1.      System initiative
Sistem bertanggung jawab untuk keseluruhan bentuk dialog yang dilakukan antara sistem dan pengguna. Sistem akan bertanya satu/ lebih pertanyaan kemudian mengakses ke basis data untuk membuat konsep jawaban.
2.      User initiative
Tipe ini sangat berbeda dengan tipe inisiatif yang dilakukan oleh sistem. Pada tipe ini pengguna memiliki kontrol penuh terhadap dialog yang dilakukan. Apabila sistem merasa tidak dapat mengerti arahan dialog yang dilakukan pengguna, maka sistem akan memberi pertanyaan yang bersifat konfirmasi ke pengguna
3.      Mixed initiative
Tipe ini merupakan tipe gabungan antara pengontrolan oleh sistem atau pengguna. Sebagai dasarnya, sistem tetap mengontrol keseluruhan dialog dalam percakapan, namun pengguna memiliki fleksibilitas tertentu dalam memberikan informasi.
Apabila tiba-tiba pengguna tidak mengikuti arahan dialog yang diberikan sistem maka sistem dapat mengambil tindakan untuk mengikuti arahan pengguna ataupun kembali ke tujuan awalnya.
Untuk pembuatan DM sendiri ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu berdasarkan graf atau bingkai. Pada pendekatan berdasarkan graf, kontrol dialog yang dilakukan DM akan berdasarkan graf yang dibuat. Node yang ada pada graf menyatakan pertanyaan yang diajukan sistem sementara transisi antar node menyatakan jawaban yang diberikan pengguna. Secara keseluruhan, graf menyatakan keseluruhan dialog yang terjadi.
Metode selanjutnya adalah dengan menggunakan bingkai (frame). Metode ini mengontrol arah dialog dengan lebih fleksibel dibandingkan dengan graf karena memperbolehkan pengguna untuk memberi kelebihan informasi bila ditanyakan (over-answering).
Namun karena kemungkinan tersebut, aspek gramatikal dari metode ini perlu ditinjau lebih jauh karena harus dapat memparsing semua kemungkinan bingkai yang dibutuhkan. Misalnya saja, ketika ditanyakan kepada pengguna, “Kemanakah tujuan Anda pergi?” kemudian pengguna menjawab dengan “London, tiba pukul 9”.

Posting Komentar

0 Komentar