Sistem Persediaan Perpetual

 Sistem Persediaan Perpetual
Sistem Persediaan Perpetual digunakan catatan akuntansi yang secara terus menerus mengungkapkan jumlah persediaan yang ada. Perkiraan terpisah dibuat untuk setiap jenis barang dagang dalam buku tambahan. Penambahan dalam pos persediaan dicatat sebagai debet ke perkiraan yang bersangkutan dan pengurangan dicatat sebagai kredit. Saldo perkiraan ini disebut  Persediaan menurut buku (book inventories) dari barang-barang yang ada dalam persediaan.
(Akuntansi Intermediate Volume Komprehensif Edisi Kedelapan, Smith, Jay M., 1992)

 Sistem persediaan perpetual memerlukan pengelolaan catatan yang menyajikan suatu ikhtisar yang kontinu atas pos-pos persediaan yang ada dalam perusahaan. Perkiraan-perkiraan individu dibuat menurut masing-masing kelompok barang. Persediaan yang meningkat dan menurun dicatat dalam perkiraan masing-masing, saldo yang dihasilkan merupakan jumlah yang ada dalam perusahaan. Catatan-catatan perpetual dapat diselenggarakan dengan kuantitas saja atau dalam kuantitas dan harga. Dalam organisasi manufaktur, suatu sistem perpetual yang diterapkan pada persediaan memerlukan pencatatan setiap gerakan barang dalam proses, dan barang selesai.
Ikhisar ayat-ayat pembukuan untuk mencatat data adalah sebagai berikut :
(a)    Bahan baku  ……………………………………..   Rp. 
               Hutang ………………………………………………..          Rp. 
                  Untuk mencatat pembelian bahan baku
(b)   Barang Dalam Proses   ………………………….   Rp  
               Bahan Baku ………………………………………….           Rp                              
Untuk mencatat bahan baku yang dipergunakan dalam
                     produksi
(c)    Barang Dalam Proses  ………………………….       Rp  
               Upah  ………………………………………………..            Rp  
                     Untuk mendistribusikan biaya upah langsung ke
                     Barang dalam penyelesaian
(d)   Biaya tak langsung pabrik  ……………………      Rp  
               Perkiraan-perkiraan lainnya (misalnya hutang, akum-
               ulasi, penyusutan dan biaya dibayar dimuka) ……..               Rp  
                     Untuk  mencatat beban biaya overhead pabrik
(e)    Barang dalam proses  …………………………      Rp  
               Biaya Overhead Pabrik ……………………………..             Rp  
                     Untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada barang
                      dalam proses
(f)    Barang selesai  ……………………………..           Rp  
               Barang dalam proses ……………………………….              Rp  
                     Untuk mentransfer barang yang telah diselesaikan
(g)   Harga Pokok Penjualan ……………………           Rp  
               Barang selesai ………………………………………             Rp  
                      Untuk mencatat harga pokok penjualan
(Akuntansi Intermediate Volume Komprehensif Edisi Kedelapan, Smith, Jay M., 1992)

Posting Komentar

0 Komentar