Persediaan Berdasarkan Proses Produksi

Persediaan Berdasarkan Proses Produksi
Persediaan dapat dikelompokkan menurut bentuknya, dimana hal ini berkaitan dengan jenis dan posisi barang tersebut dalam urutan pengerjaan produk, yaitu (Sofjan Asauri, p222-223):
1.   Persediaan bahan baku (Raw Materials)
Yaitu persediaandari barang-barang berwujud yang digunakandalam proses produksi,  barang  mana  dapat  diperoleh  dari  sumber-sumber  alam  ataupun dibeli dari pemasok atau perusahaan yang dihasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya.
2.   Persediaan komponen (Component Part)
Yaitu persediaanyang terdiri dari komponen-komponen yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung dirakit dengan komponen lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya.
3.   Persediaanbarang setengah jadi atau persediaanbarang dalam proses (Work in process)
Yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam suatu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses kembali untuk kemudian dijual sebagai barang jadi.
4.   Persediaan barang jadi (Finished goods)
Yaitu persediaanyang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual kepada pelanggaan atau perusahaan lain.
5.   Persediaan bahan-bahan pembantu (Supplies Stock)
Yaitu persediaan barang atau bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.

Komponen – Komponen Biaya Persediaan
Kriteria performansi dari sistem persediaan akan dievaluasiberdasarkan Total Inventory Costs (TIC) yang paling kecil, dimana variabel keputusannya akan meliputi (Wignjosoebroto, 2003, p388):
a.   Kapan suatu pesanan harus dibuat
b.   Berapa banyak volume pesanan setiap kali pemesanan akan dilakukan (Q) Kedua  variabel  tersebut  diantisipasikan  untuk  memenuhi  laju  permintaan  (D)  pada tingkat biaya yang minimal (TC).
Sedangkan menurut Siagian (1987, p17), titik pusat dari sistem pengendalian persediaan adalah pembentukan model yang sesuai dan dapat menjelaskan hubungan antara  variabel  diatas.  Keputusan  berupa  jawab  optimal  dari  model  persediaan merupakan masalah pokok dalam manajemen persediaan. Terdapat banyak faktor yang harusdiperhatikan dalam pembentukanmodel persediaan, tetapi ternyata faktor biaya yangsangat dominan dalam pembentukanmodel. Meskipun analisis biaya cukup sukar dilakukan karena sulitnyaperincian dan penaksiran, namun analisisbiaya tetap sebagai
pusat  dari  analisis  persediaan.  Karenanya,  keputusan  optimal  ditujukan  terhadap keputusan yang meminimumkan biaya.
Wignjosoebroto (2003, p388) menyatakan, kinerja dari perencanaan persediaan akan sangat ditentukan oleh keputusan yang berorientasi pada struktur biaya persediaan (Total Costs TC, atau TotalInventory Costs TIC) yang minimal. Besar nilai TC dapat dihitung berdasarkan biaya penyimpanan (holding costs), biaya kelangkaan (shortage costs), biaya pengadaan/pemesanan (ordering/replenishment costs) dan biaya/harga produk yang dibeli (purchase costs) dalam jumlah yang harus disediakan.

Posting Komentar

0 Komentar