Pengertian Problematika Pendidikan

Pengertian Problematika Pendidikan
Apakah yang dimaksud dengan Problematika Pendidikan?
Sebelum kita membahas hal tersebut,  terlebih dahulu kita akan bahas apa yang dimaksud dengan pendidikan. Kata pendidikan selalu dipakai dalam dua arti : ( education, opvoeding ). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengejar kebudayaan mengejar generasi. Lalu apakah yang dimaksud dengan problematika? Problematika adalah masalah yang dihadapi. Sehingga Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum maupun khusus.                                                                                                                                                                                       
UPAYA MENYADARKAN PENTINGNYA PENDIDIKAN
Pada tahun 2007 ini semakin banyak anak yang tidak bisa bersekolah.  Dan hal tersebut terus meningkat dari waktu ke waktu.  Menyadari bahwa pendidikan adalah  hal yang sangat penting , maka hal ini harus menjadi tanggung jawab bersama untuk diatasi.  Beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak tidak bisa mendapatkan kesempatan pendidikan adalah :
    
1.      Faktor kemiskinan , yaitu kurangnya biaya untuk mecukupi kebutuhan hidup, sehingga lebih diprioritaskan untuk kebutuhan primer seperti makan, pakaian dan rumah.
2.      Faktor budaya, di mana sebagian masyarakat kita, terutama di daerah pedalaman, masih menganggap pendidikan sebagai sesuatu yang tidak penting dan hanya membuang waktu dan tenaga serta biaya.  Lebih baik anak-anak bekerja untuk hasil yang lebih nyata.
3.      Faktor gender, di mana sebagian masyarakat kita juga beranggapan kalau perempuan tidak perlu mendapatkan pendidikan, karena secara fungsional akan hanya berada di dalam rumah, mengurus rumah tangga nantinya
4.      Faktor fasilitas, terutama di daerah terpencil, khususnya tenaga pengajar, yang ternyata masih sangat kurang bila dibandingkan dengan jumlah anak yang harus belajar.
Hal-hal tersebut di atas yang harus membuka kesadaran kita, sehingga dengan mengetahui penyebab mana yang lebih dominan, akan memudahkan kita untuk mengambil jalan keluarnya. 
Penyuluhan, penyebaran informasi, pendekatan kekeluargaan sampai instruksi perlu diambil untuk memulai kesadaran tersebut kepada masyarakat luas. Penyediaan fasilitas juga harus dipertimbangkan, baik secara swadaya maupun bersama-sama dengan pemerintah, ataupun pemanfaatan dari donasi maupun zakat yang didapat dari orang-orang yang lebih mampu.
UPAYA PREVENTIF  UNTUK MENGATASI PENGARUH BURUK LINGKUNGAN DI SEKOLAH
Sekarang  kita akan  membahas mengenai pengaruh buruk lingkungan di sekolah, sekaligus upaya untuk mengatasinya. Salah satu pengaruh buruk dari lingkungan di sekolah yang menonjol akhir-akhir ini  adalah narkoba. Bisa bermula dari ajakan teman ataupun paksaan dengan alasan mengikuti trend atau agar tidak tersisih dari pergaulan. Pengaruh buruk lainnya adalah gaya hidup  materialistis, yang dipicu oleh tawaran-tawaran informasi yang konsumtif serta keinginan untuk mendapat pujian . Pengaruh buruk lainnya timbul dari dampak permainan masa kini, seperti games, ’ps’ dan lain-lain yang lebih banyak mengajarkan anak untuk bersikap egosentris. Dan yang paling mengerikan adalah juga beredarnya informasi dari film dan majalah tanpa batasan yang menyebabkan seorang anak bisa mengikuti pergaulan menyimpang. Coba bayangkan kalau beribu-ribu anak terkena dampak buruk lingkungan di sekolah tersebut.
Dari suatu perbuatan yang tercela, maka akan ada akibatnya. Dari dampak buruknya lingkungan sekolah bisa merusak diri sendiri, merusak nama baik keluarga, dan segalanya. Lihat saja, banyak sekali anak sekarang yang di DO ( Drop Out ) karena masalah-masalah akibat buruknya lingkungan sekolah. Ada juga diantara mereka yang sampai harus dipenjara karena mengkonsumsi narkoba. Padahal mereka masih belum cukup  umur untuk memikul beban berat tersebut dengan berjuang hidup di dalam penjara, di mana tidak saja terputus kesempatan bersekolah, tetapi juga akan lebih banyak menghadapi pengaruh buruk lainnya. Tetapi  setiap perbuatan buruk pasti ada akibatnya.
Sejauh ini upaya preventif  lebih penting untuk dilakukan, karena bersifat mencegah sebelum kejadian buruk menimpa kehidupan anak. Upaya-upaya preventif yang harus dilakukan adalah :

1.      Pendidikan agama yang kuat sejak dini : Jadi anak harus diajarkan pendidikan agama yang kuat mulai dari kecil. Ajarkan untuk beribadah, membaca kitab suci, dan yang lainnya. Usaha ini sangatlah penting bagi seorang anak. Karena agama adalah sebuah pedoman bagi hidup kita dan akan lebih efektif bila dimulai sedini mungkin, sebelum anak banyak mengenal hal-hal lain di lingkungannya.
2.      Hubungan yang baik dengan keluarga : Yang dimaksud adalah seorang anak harus terbuka untuk mencurahkan hatinya kepada anggota keluarganya. Dan tidak segan untuk diskusi tentang hal-hal yang harus diketahui. Baik tentang tanda-tanda pubertas, kejanggalan-kejanggalan dari peristiwa sehari-hari, bahkan membahas tentang tayangan buruk yang sering ada di media. Orang tua juga sebaiknya menjadi contoh atau ’role model’ untuk hal-hal positif, karena pada dasarnya seorang anak akan lebih mudah meniru dan melihat contoh nyata.
3.      Perluasan informasi melalui media : Seperti yang sudah kita lihat di televisi, radio, dan alat media yang lain ada banyak iklan layanan masyarakat tentang pendidikan, baik formal maupun tentang etika, sopan santun maupun menghindari kejahatan narkoba. Usaha ini juga sangat baik, karena informasi media sangat mudah didapat dan dicerna oleh anak.

UPAYA KURATIF UNTUK MENGATASI DAMPAK BURUK LINGKUNGAN DI SEKOLAH
Selain ada upaya preventif, kita juga memiliki upaya kuratif. Usaha ini dilakukan apabila dampak buruk lingkungan sudah mempengaruhi atau sudah terjadi. Bisa dikatakan upaya ini adalah penanggulangan perbuatan seorang anak akibat kurangnya upaya preventif yang dilakukan . Upaya kuratif diantaranya:                                                                                                                                                       
1.      Rehabilitasi Terarah : Upaya untuk merubah sifat anak menjadi lebih baik. Rehabilitasi juga bisa dilakukan terhadap anak yang sudah terkena narkoba. Rehabilitasi adalah upaya yang relatif sulit, karena tidak mudah untuk merubah hal yang buruk menjadi baik. Ibaratnya tidaklah semudah mambalikkan telapak tangan . Kecuali itu, rehabilitasi juga memerlukan kerjasama komprehensip dari semua pihak. Rehabilitasi ini tidak saja melibatkan tenaga medis, tetapi juga memerlukan pendampingan dan pengawasan orang tua serta bimbingan dari pemuka agama, sebagai pembimbing spiritual, bahkan motivasi positif dari teman dan lingkungan.
2.      Mengutamakan kepentingan pendidikan anak : Usaha ini bisa dilakukan dengan cara memperingan hukuman tahanan dan berupaya untuk tetap lebih banyak memberikan fasilitas pendidikan. Jangan sampai anak mengalami putus sekolah,karena akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi. Pada akhirnya anak akan lebih terpuruk, tidak saja oleh hal negatif yang telah dia lakukan tetapi juga tidak mampu bersaing dengan teman-temannya untuk berprestasi.
ALTERNATIF METODE PENDIDIKAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
Dari semua masalah-masalah pendidikan di Indonesia, pasti ada alternatif metode pendidikan yang efektif dan efisien. Pendidikan formal masih tetap menjadi prioritas.  Karena bagaimanapun pendidikan formal lebih terarah, memiliki system yang jelas. Tetapi apabila tidak memungkinkan, karena berbagai alasan seperti misalnya keterbatasan biaya, maka harus diupayakan agar setiap anak bisa mendapatkan pendidikan.  Beberapa cara yang bisa ditempuh di antaranya adalah :                                                                                            
1.      Usaha kolektif dari kita, sebagai siswa yang berkesempatan menikmati pendidikan formal untuk bersama-sama memberikan pembelajaran gratis dan meminjamkan buku-buku di sela waktu senggang kita.  Bisa pula dilakukan di hari libur, agar liburan kita lebih
2.      Bermanfaat. Selain semakin bisa memahami pelajaran juga beribadah membantu mereka. Usaha ini juga murah meriah dan dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat sekitar untuk melakukan hal yang sama.
3.      Bekerja sama dengan LSM (Lembaga Sumberdaya Masyarakat) untuk mendapatkan metode pembelajaran yang lebih efektif.  Apalagi bila LSM tersebut cukup mendapat dukungan materiil dan spirituil dari Pemerintah Luar maupun dalam negeri.
4.      Perpustakaan keliling, berupa mobil keliling yang memuat buku-buku pelajaran untuk dibaca siapa saja dan di mana saja. Upaya ini akan serius dilakukan pemerintah , di mana sejak tahun 2006, Ibu Soesilo Bambang Yudhoyono sudah mulai merintis usaha ini, walaupun belum maksimal menyentuh semua lapisan masyarakat.
5.      Taman Bacaan : adalah kegiatan megumpulkan buku-buku bekas untuk dipinjamkan.  Usaha ini juga bisa melibatkan kita, para pelajar, agar bisa menyimpan buku dengan baik dan sekaligus bermanfaat bagi yang membutuhkan.                                                                                                                           
6.      Pemberian beasiswa oleh Pemerintah , yang juga dapat bekerjasama dengan Pemerintah negara lain untuk anak-anak yang berpotensi tetapi kurang mampu.
7.      Kesadaran pihak swasta untuk ikut serta berkontribusi dengan memberikan bea siswa sekaligus lapanganpekerjaan bagi anak yang berprestasi.
Akhir-akhir ini ada alasan lain yang menyebabkan seorang anak tidak mungkin menempuh pendidikan formal , karena kesibukan aktifitas atau karena keterbatasan waktu ataupun kemampuan untuk langsung menuju pada bidang spesialis yang fokus. Program Home Schooling  akan menjadi alternatif yang baik untuk hal tersebut. 
Jika masih ada kekhawatiran tentang dampak buruknya lingkungan sekolah maka anak bisa diikutkan program tersebut. Metode pembelajaran tersebut lebih mendekatkan anak dengan alam, dan lingkungan rumah. Tetapi adapula dampak buruknya. Dampak buruknya adalah kurangnya sifat sosialisasi seorang anak untuk bermain bersama anak-anak. Jadi kurang bersosialisasi. Tetapi anak lebih didekatkan dengan perkembangan tekhnologi.
Dalam rangka untuk mendapatkan data dari sisi yang berbeda, saya melakukan reset kecil dengan metode pengambilan data kuantitatif dari kuesioner.                                                   
Jumlah responden adalah 45, tetapi tidak semua kuesioner kembali atau terisi dengan sempurna.  Reset ini hanya ingin memberikan gambaran ringkas tentang kondisi serta keinginan anak-anak sekarang dalam menempuh pendidikan.
Responden yang terlibat dalam reset ini adalah anak-anak kelas VIII SMP Labschool Rawamangun, Jakarta. Dari data yang masuk, bahwa sebagian besar anak memiliki orang tua dengan pendidikan yang memadai.  Sekitar 99,99% memiliki bapak yang memiliki pendidikan minimum S1.   Demikian juga dengan ibu, minimum 96,14% memiliki pendidikan S1. 

Posting Komentar

0 Komentar